Sunday, February 26, 2017

Hidup yg berarti

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang aborsi, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman dan sahabat, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut berbahagia dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Dokter menyarankan untuk aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki-lakinya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya, tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya. ‘Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak’, kata sang ibu di sela tangisannya.

Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan. Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencana-Nya di balik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka.

Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, di mana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain? Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencana-Nya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, di mana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yang akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat yaitu dengan tidak mengaborsi Anne. Mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.

Sungguh tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.

Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor tersebut berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya.

Sumber : ‘Gifts From The Heart for Women’ oleh: Karen Kingsbury.

___________________________________________

Ada 3 hal penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :

1. Sesungguhnya tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. Sesungguhnya tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan ‘Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, di mana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak-anak kita melakukan hal-hal terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga’.

Jadikan ‘Hidup’ menjadi ‘Hidup Yang Lebih Bermakna’.

Berhentilah untuk selalu memikirkan kepentingan diri sendiri, jadikanlah kehadiran Anda di dunia ini sebagai berkat bagi orang banyak dan bagi orang-orang yang anda cintai.

Sunday, February 12, 2017

Supir taxi

Bagus banget ceritanya...

Suatu hari saya menumpang taxi konvensional menuju ke rumah. Kebetulan jalanan sedang macet. Semua mobil berlomba-lomba saling mendahului secara tidak beraturan

Tiba-tiba sebuah mobil sport bernomor polisi cantik, menikung dan mengambil jalur yang kami lalui. Bagian depan mobil sport tersebut menyerempet bumper taxi

Supir mobil sport turun dan mulai mendatangi supir taxi. Dengan wajah angkuh, seorang pemuda berpakaian rapi mendatangi supir taxi, lalu berkata : "Dimana mata kamu ???* *Mengapa kamu menyerempet mobilku ??? Ini mahal, tau...???"

Supir taxi keluar dari mobil dan berkata : "Maafkan saya jika sampai mobil mahal milik bapak menjadi lecet. Saya tidak menyerempet, bapak yang memotong lajur jalan mobil yang saya kemudikan..."

Pemuda : "Mengapa kamu tidak menginjak rem ???"

Supir taxi : "Saya sudah berusaha menginjak pedal rem sehingga menimbulkan suara gesekan kuat dengan aspal, namun bapak terlalu condong memotong jalan saya..."

Pemuda : "Itukan cuma alasan kamu saja. Sekarang saya mau bertanya apakah masalah ini kita selesaikan di kantor polisi atau berdamai hingga di sini saja...???"

Supir taxi : "Kalau bisa damai, mengapa harus memperpanjang kasus yang sepele ini...???"

Pemuda : "Oke, baiklah kalau begitu... Saya pergi dulu..."

Supir taxi menganggukkan kepala, melambaikan tangannya sambil berteriak : "Hati-hati di jalan Pak... Semoga Tuhan memberkati dirimu..."

Sedari awal saya terus mengamati peristiwa ini. Saya cukup tertegun sekaligus takjub dengan perilaku supir taxi yang luar biasa SABAR ditengah hujatan fitnah dari pengemudi mobil sport. Belum lagi ditambah dengan himpitan setoran harian yang semakin sulit untuk dicapai

Saya bertanya : "Mengapa Bapak tidak marah dan malah mendoakan keselamatan si pemuda sombong tadi. Bapak tidak salah, yang salah tuh pemuda yang membawa mobil mewahnya secara ugal-ugalan."

Supir taxi : "Gak papa... Jangan membesarkan masalah yang sepele. Jangan pikir saya takut kepadanya. Saya tahu dia hanya menggertak dan ketakutan jika saya menuntutnya untuk mengganti rugi kerusakan taxi ini. Saya tidak mau kehabisan waktu sia-sia untuk mencari nafkah gara-gara meladeni pemuda tadi."

Saya tercekat mendengar penuturan supir taxi, pria berumur paruh baya, yang terdengar begitu bijaksana dan penuh kearifan.

Supir taxi melanjutkan : "Dalam kehidupan ini, banyak sekali orang berjalan menenteng tas sampah, melangkah dengan mendorong gerobak sampah dan yang paling banyak berperan layaknya truk sampah. Mereka berjalan kemana saja dengan membawa setumpuk sampah kehidupan..."

Saya : "Sampah kehidupan ??? Mengapa tidak membuangnya ke tempat sampah ???"

Supir taxi : "Sampah kehidupan itu berupa kegelisahan, amarah, kekecewaan, frustasi, dendam, permusuhan dan sebagainya. Semakin lama sampah itu semakin menumpuk dan mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya. Kitalah yang sering menjadi sasaran pembuangan sampah mereka..."

Saya : "Apakah cuma kita satu-satunya tempat pembuangan sampah mereka ... Apakah tidak ada tempat yang lain ???"

Supir taxi : "Tentu saja ada... Mereka cuma malas membuangnya ke tempat yang benar. Dengan mendekatkan diri kepada TUHAN, sebenarnya sampah itu sebagian sudah akan terbuang. Kalau lebih khusyuk lagi berdoa, maka seluruh sampah kehidupan akan terbuang...???"

Saya : "Sesederhana itu saja ???"

Supir taxi : "TUHAN itu maha bijaksana dan bersedia menerima semua keluh kesah kita dan menampung semua sampah kehidupan yang kita kumpulkan. Dia akan memberikan petunjuk yang benar kepada mereka yang memohon dengan tulus...."

Saya terdiam sejenak, berusaha untuk memahami ucapan dan pemikiran bapak yang rambutnya sudah sedikit beruban tersebut.

Supir taxi melanjutkan : "Jika ada seseorang yang hendak membuang sampahnya kepada kita, berupa amarah atau perlakuan buruk, jangan terima apalagi sampai disimpan di dalam hati. Berikan senyum dan lambaikan tangan seraya mendoakan keselamatan mereka. Lanjutkan kehidupan kita. Jangan ambil sampah mereka dan membuangnya kembali kepada orang lain yang kita temui, baik di tempat kerja, di rumah, di dalam perjalanan atau di mana saja..."

Saya merasa bersyukur dapat bertemu dengan supir taxi, yang telah memberikan pelajaran kehidupan yang amat bermanfaat ini

Sobatku yang budiman...

Setiap hari kita disesaki oleh sampah kehidupan yang berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain. Jika ingin menjalani hidup yang bahagia, jangan biarkan sampah kehidupan menumpuk dalam batin kita. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, bobot sampah ini akan membuat langkah kita menjadi semakin berat.

Jangan isi hidup ini dengan hal-hal yang tidak berguna. Cintailah orang yang telah memperlakukan kita dengan baik dan doakanlah orang yang telah memperlakukan kita dengan buruk.

Jangan pernah menghakimi orang lain dan menghina kekurangan mereka. Berusahalah menjadi pribadi bijak dan mencoba belajar mengerti orang lain.

Jangan Lupa Bahagia...