Wednesday, July 20, 2016

Siapakah Tuhan itu??

Siapa kah Tuhan itu...

Suatu kali seorang guru melontarkan sebuah pertanyaan kepada murid-muridnya: Siapa itu Tuhan?

Seorang murid bernama Steven yang ayahnya adalah hakim menjawab: Tuhan itu adalah HAKIM yang mengadili orang jahat.

Albert yang ayahnya adalah dokter menjawab: Tuhan adalah DOKTER yang bisa menyembuhkan segala penyakit.

Michael yang ayahnya seorang jutawan menjawab: Tuhan adalah YANG MEMBERIKAN SEGALANYA.

Semua anak yang ditanyai memberikan jawaban sesuai dengan pekerjaan ayah mereka sendiri.

Tiba saat giliran Bejo yang akan ditanyai, guru tahu bahwa Bejo tidak semapan teman-temannya yang hidupnya berkecukupan. Bejo pun mulai menundukkan kepala, tidak berani menatap sang guru.

Sang guru kemudian mengulang pertanyaan tersebut, “Bejo, siapakah Tuhan itu?”

Dengan suara lemah Bejo menjawab bahwa Tuhan adalah seorang PEMULUNG. Tiba-tiba kelas menjadi ricuh dan ribut karena jawaban Bejo. “Bagaimana bisa Tuhan itu seperti PEMULUNG?” teriak mereka.

Sang guru pun kembali bertanya, “Kenapa Bejo bilang kalau Tuhan itu pemulung?” Lalu Bejo menjawab dengan menengadahkan mukanya. Dia menjawab bahwa seorang pemulung mengambil barang-barang yang tidak berguna dan mengumpulkannya, membersihkannya, sehingga menjadi berguna.

“Bapak saya juga memungut saya dari jalanan dan membawa saya pulang ke rumahnya. Saya diasuh, disekolahkan, didik, sehingga menjadi berguna. Jika Bapak saya tidak mengambil saya, entah jadi apa saya sekarang ini dijalanan. Demikianlah Tuhan menjadi seperti seorang PEMULUNG yang mengambil yang tidak berguna menjadi berguna.”

Setelah mendengar penjelasan Bejo, semua kelas yang sempat riuh dan ribut itu seketika hening. Mulai terdengar isakan di semua kursi dan mereka mulai sesenggukan.

____________________________________________

Nah teman, siapakah Tuhan menurut anda ?

Monday, July 4, 2016

Sunday, July 3, 2016

Pemenang kehidupan

Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”

Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”

“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.

“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”

Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

“Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.