Sunday, January 22, 2017

Kecurigaan seorang istri

Kecurigaan seorang istri

Seorang istri belum lama ini mencurigai suaminya. Ia merasa, suaminya telah jatuh cinta para perempuan lain dan berselingkuh.

Untuk membuktikan kecurigaannya, sang istri kemudian mengambil secarik kertas dan pulpen. Saat suaminya sedang mandi, ia menuliskan surat.

Surat itu berkata,

“Aku merasa sudah selesai. Aku sudah tak betah dengan hubungan kita dan aku tidak bisa menahan lebih lama lagi. Aku mungkin sudah menyusahkanmu. Sekarang aku ingin kamu bahagia. Aku akan pergi selamanya. Jangan cari aku. Aku akan pergi ke tempat yang jauh.”

Setelah menulis surat itu, sang istri bersembunyi di bawah ranjang. Ia ingin tahu bagaimana reaksi suaminya setelah membaca surat tersebut. Sehabis mandi, sang suami pun keluar dari kamar dan menemukan surat itu. Ia pun membaca surat tersebut.

Sang suami langsung berteriak dan melompat kegirangan. Ia kemudian langsung mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Sang istri kemudian mendengar suaminya berkata,

“Halo sayang, aku punya kabar baik untukmu! Kita harus merayakannya! Tidak, aku tidak akan bilang sekarang. Kita akan makan siang bersama sebentar lagi. Bersiaplah dan aku akan menjemputmu! Kamu di hotel? Oh, oke, aku akan segera ke sana. Aku rindu kamu, tunggu aku segera ke sana!”

Masih sambil menelepon, sang suami kemudian mencatat alamat di kertas surat yang sama.

Telepon pun ditutup dan sang suami mulai bersiap-siap. Sambil bernyanyi kecil, ia memakai kemeja kesukaan istrinya dan menyemprotkan minyak wangi kesukaan istrinya juga. Sang istri yang mengintip dari balik tempat tidur hanya bisa menahan isak karena sedih, kecewa, dan geram.

Ketika akhirnya sang suami keluar dari kamar dan suara mobil sudah terdengar, sang istri pun keluar dari persembunyiannya. Kali ini, tangisnya sudah tak terbendung lagi. Ia begitu sedih karena ternyata semua kecurigaannya terbukti benar.

Walau merasa marah dan cemburu, sang istri juga ingin tahu siapa sebenarnya perempuan lain itu. Apakah ia mengenalnya? Apakah perempuan itu teman kerja suaminya? Untuk mencari tahu, perempuan ini pun mengambil alamat hotel tempat mereka akan bertemu.

Saat mengambil surat yang juga berisi alamat hotel itu, sang istri sangat kaget. Alih-alih alamat, di bahwa surat sang istri justru ada sebaris tulisan dari suaminya yang berbunyi,

“Kena kau! Aku akan membeli bunga dan dalam 15 menit akan kembali. Nanti kita akan makan siang di tempat yang romantis! Bersiaplah segera!

N.B. Aku melihat kakimu ketika keluar dari kamar mandi. I love you!”

Membaca surat itu, makin menangislah sang istri ini. Ia merasa menyesal sekali telah curiga pada suaminya. Sejak saat itu ia berjanji tak akan pernah meragukan suaminya lagi.

______________________________________

Hahaha…kena deh ! Makanya jangan curiga melulu deh sama orang.

Mungkin anda berkata “Lha, bukannya curiga itu manusiawi? Kayak bapak tidak pernah curiga saja !?”

Jawaban saya, iya perasaan curiga itu bisa terjadi atas semua orang. Tapi saya mau katakan, orang yang terus menerus hidup dalam kecurigaan alias tidak mengendalikan perasaan curiganya, mana bisa ia hidup dengan perasaan damai di hatinya?  Tiap saat was-was, kuatir apa yang ia curigai bakal terjadi.

Cari akar masalahnya mengapa anda bawaannya curiga melulu. Kemudian hiduplah dengan memusatkan pikiran kita pada hal-hak yang positif. Ingat, belajar dari kisah sederhana di atas. Perasaan curiga akan menghancurkan keluarga dan masa depan anda.

Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Thursday, January 19, 2017

Tom smith

Tom smith...

Pada detik-detik kematiannya, seorang pria, Tom Smith, memanggil anak-anaknya dan ia menasehati mereka untuk mengikuti jejak hidupnya sehingga mereka dapat memiliki ketenangan jiwa dalam semua hal yang mereka lakukan.

Putrinya, Sara, mengatakan, “Ayah, saya kecewa Anda meninggalkan kami tanpa uang sepeser pun di bank. Para ayah lain, yang Ayah katakan sebagai koruptor dan pencuri dana publik, bisa mewariskan rumah dan properti untuk anak-anak mereka; kita bahkan tinggal dalam apartemen sewaan.

Maaf, saya tidak bisa mengikuti jejak hidup Anda. Pergilah Ayah, biarkan kami mencari jalan hidup sendiri.”

Beberapa saat kemudian, ayah mereka menutup mata untuk selama-lamanya.

Tiga tahun kemudian, Sara pergi untuk wawancara pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional.
Saat wawancara Ketua panitia bertanya, “Saudara ini punya nama Smith yang mana?”

Sara menjawab, “Saya Sara Smith. Ayah saya adalah Tom Smith yang sudah meninggal.”

Ketua Panitia memotong, “Ya Tuhan, Anda ini putrinya Tom Smith?”

Dia berbalik bicara kepada anggota-anggota lain dan berkata, “Pak Smith ini adalah salah satu yang menandatangani formulir keanggotaan saya di Institut Administrator dan rekomendasinya tersebut membuat saya diterima bekerja di posisi saya sekarang ini. Dia melakukan semua ini dengan cuma-cuma. Saya bahkan tidak tahu alamatnya, dan dia tidak pernah tahu saya. Dia hanya melakukannya untuk keprofesionalan saya.”

Dia lalu berbalik ke Sara, “Saya tidak punya pertanyaan untuk Anda lagi. Anda sudah mendapat pekerjaan ini. Silahkan datang besok, semua surat penugasan Anda akan saya siapkan untuk Anda.”

Setelah bertahun-tahun bekerja, Sara Smith menjadi Corporate Affairs Manager perusahaan dengan dua mobil dan supirnya. Apartmen dua lantai disediakan sebagai kantornya, dan gaji besar di luar tunjangan dan biaya-biaya lainnya.

Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan, Pimpinan perusahaan datang dari Amerika mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri dan mencari penggantinya. Orang dengan kepribadian dan integritas yang tinggi adalah yang dicari. Lagi-lagi para konsultan perusahaan menominasikan Sara Smith.

Dalam sebuah wawancara, Sara Smith ditanya rahasia kesuksesannya.

Dengan air mata berlinang, dia menjawab, “Ayah telah membuka jalan bagiku. Hanya setelah ia meninggal, aku baru sadar bahwa dia secara finansial miskin tapi ia luar biasa kaya akan integritas, disiplin dan kejujuran.”

Dia ditanya lagi, “Mengapa Anda menangis? Bukankah Anda sekarang bukan lagi sebagai seorang anak yang merindukan ayahnya yang sudah pergi dalam waktu yang lama?”

Sara menjawab, “Pada saat kematiannya, aku menghina ayah karena menjadi orang yang jujur dan berintegritas tinggi. Aku berharap dia akan memaafkanku dalam kuburnya sekarang. Aku sebenarnya tidak akan bisa sesukses ini. Ayah yang telah melakukannya untukku. Dan aku tinggal berjalan meraih suksesku.”

Akhirnya Sara ditanya lagi, “Apakah Anda akan mengikuti jejak kaki ayahmu seperti yang ia dahulu minta?”

Dan Sara menjawab dengan sederhana, “Aku sekarang mengagumi Ayah. Aku memiliki foto besar yang tergantung di ruang tamu dan di pintu masuk rumahku. Dia layak memperoleh apa pun yang saya miliki … setelah Tuhan.”

Apakah kita bisa seperti Tom Smith?

Ia membayar mahal untuk membangun sebuah nama baik, buahnya tidak datang dengan cepat tetapi akan datang walaupun mungkin diperlukan waktu yang lama. Tapi buah itu akan berlangsung lebih lama lagi.

Integritas, disiplin, kontrol diri, malu untuk berbuat jahat, dan takut akan akibatnya, membuat manusia jadi kaya, bukan rekening bank yang gemuk. Mari, kita tinggalkan warisan yang baik untuk anak-anak.

_____________________________________

Saya terharu sampai terasa air mata menggenang di bola mata ketika membaca kisah ini.

Hal inilah yang selalu dan selalu saya jalani dalam kehidupan, karena saya sadar bahwa saya bukan orang kaya raya secara materi saat ini. Sadar sesadar-sadarnya bahwa saya bukan orang berpangkat tinggi secara duniawi saat ini. Dan dengan sebuah signal peringatan terus menerus dalam hati saya, kalau toh saya memiliki keduanya, yaitu kekayaan dan jabatan kehormatan, suatu hari nanti itu akan berlalu.

Karena itu, harta kekayaan dan pangkat tertinggi saya adalah sebuah integritas dan karakter baik. Ini yang bisa tetap hidup, bahkan ketika saya sudah mati sekalipun. Ini yang bisa kelak dinikmati oleh generasi-generasi di bawah saya. Orang akan menghormati kita untuk kedua hal tersebut.

Jangankan manusia yang menghormati kita, saya pikir Tuhan juga akan sangat menghargai nama baik kita !