Monday, February 26, 2018

Letters to God

Sebuah kisah yg mengharukan dan menginsipirasi..

Tyler Doherty adalah putra kedua keluarga Doherty yang berusia delapan tahun. Ia didiagnosa menderita kanker otak sehingga kepalanya pun digunduli untuk tujuan pengobatan. Tyler sangat mencintai Tuhan dan seperti anak-anak laki umumnya, dia juga senang sepakbola. Tyler setiap hari menulis dan mengirim surat-suratnya kepada Tuhan melalui kantor pos dengan ditempeli perangko tujuan dalam kota. Setiap saat ia menulis surat kepada Tuhan di atap (balkon) rumahnya. Apa pun yang dialami, harapan-harapan serta doa-doanya, semuanya ditulis dalam surat-surat yang ditujukan kepada Tuhan. Baginya, Tuhan adalah Sahabat yang menjadi tempatnya curhat.  Salah satu keinginannya adalah melihat mamanya tertawa karena Tyler tahu bahwa penyakitnya membuat mamanya sedih. Sebenarnya Tyler seorang anak yang ceria. 

Surat-suratnya untuk Tuhan disimpan oleh pengantar pos Brady McDaniels, veteran perang Irak, seorang peminum alkohol dan pengunjung rutin “Bar dan Grill”.. 

Tyler msh sempat bersekolah dan kumpul dgn teman teman nya sebelum menjalani pengobatan lanjutan...

Tyler terus mengirim surat-suratnya untuk Tuhan, dan Brady mengambilnya setiap hari. Brady merasa bingung dengan surat-surat tersebut. Bosnya memberi kebebasan kepadanya untuk mau diapakan surat tersebut. Brady akhirnya membaca beberapa surat-surat tersebut yang menginspirasikan dia untuk menjadi lebih baik...brady tdk mabuk mabukan lagi..brady menjadi pribadi yg baik..

mama Tyler yang menjadi orang tua tunggal setelah meninggalnya sang suami, merasa kehidupannya begitu berat. Ia harus membesarkan kedua anaknya. Dalam kondisi biasa saja , tidak mudah. Namun dengan putra bungsunya menderita kanker, hidupnya terasa sangat berat. Ia mempertanyakan Tuhan mengapa Tyler menderita sakit kanker. Namun Tyler tetap menunjukkan keyakinannya yang tak tergoyahkan kepada Tuhan. Imannya dan keyakinannya menghadapi penyakitnya kemudian mengubah keluarganya, sahabatnya dan komunitas di mana mereka tinggal.

Akhirnya Tyler menjalani pengobatan terakhir dan dinyatakan sembuh dari sakit kankernya dengan catatan bahwa masih ada bagian otaknya yang mungkin kembali bermasalah. Perawat mengingatkan mama Tyler bahwa tubuh Tyler masih belum pulih sepenuhnya. Atas kesembuhannya, diadakan pesta untuk Tyler. 

Mungkin bagi orang yang berharap mujizat, akan kecewa karena penyakit Tyler tidak sembuh secara tuntas. Sakit kanker yang sebelumnya sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, kemudian kembali dan akhirnya merengut nyawanya. Tapi melalui iman dan kehidupan tyler yg dekat dgn Tuhan memberkati banyak teman dan keluarga keluarga di kota mrk tinggal bahkan banyak diantara mrk yg tdk percaya Tuhan menjadi percaya...

Sebuah kisah nyata yg membuat hati kita tersentuh. Bagaimana seorang anak yang seyogianya dengan mudah mengeluh dan memprotes , namun malah ia menguatkan orang-orang di sekelilingnya..bagimana dengan kita ? Apapun yg kita alami dan hadapi..jgn pernah putus asa dan menyerah ya..msh ada Tuhan..msh ada kuasa yg tak terbatas..

Sahabat selalu bahagia dan semangat ya...Gbu..

Sunday, February 18, 2018

Kentang,telor, dan biji kopi

Kentang, Telur, dan Biji Kopi

Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya sengsara dan bahwa dia tidak tahu bagaimana dia akan berhasil. Dia lelah berjuang dan berjuang sepanjang waktu.Tampaknya hanya salah satu dari masalahnya yang dapat ia selesaikan, kemudian masalah yang lainnya segera menyusul untuk dapat diselesaikan.

Ayahnya yang juga seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air dan menaruhnya di atas api yang besar. Setelah tiga panci tersebut mulai mendidih, ia memasukkan beberapa kentang ke dalam sebuah panci, beberapa telur di panci kedua, dan beberapa biji kopi di panci ketiga.

Kemudian ia duduk dan membiarkan ketiga panci tersebut di atas kompor agar mendidih, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun kepada putrinya. Putrinya mengeluh dan tidak sabar menunggu, bertanya-tanya apa yang telah ayahnya lakukan.

Setelah dua puluh menit, ia mematikan kompor tersebut. Ia mengambil kentang dari panci dan menempatkannya ke dalam mangkuk. Ia mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk.

Kemudian ia menyendok kopi dan meletakkannya ke dalam cangkir. Lalu ia beralih menatap putrinya dan bertanya, “Nak, apa yang kamu lihat?”

“Kentang, telur, dan kopi,” putrinya buru-buru menjawabnya.

“Lihatlah lebih dekat, dan sentuh kentang ini”, kata sang ayah. Putrinya melakukan apa yang diminta oleh ayahnya dan mencatat di dalam otaknya bahwa kentang itu lembut. Kemudian sang ayah memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapatkan sebuah telur rebus. Akhirnya, sang ayah memintanya untuk mencicipi kopi. Aroma kopi yang kaya membuatnya tersenyum.

“Ayah, apa artinya semua ini?” Tanyanya.

Kemudian sang ayah menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi masing-masing telah menghadapi kesulitan yang sama, yaitu air mendidih.

Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Kentang itu kuat dan keras. Namun ketika dimasukkan ke dalam air mendidih, ketang tersebut menjadi lunak dan lemah.

Telur yang rapuh, dengan kulit luar tipis melindungi bagian dalam telur yang cair sampai dimasukkan ke dalam air mendidih. Sampai akhirnya bagian dalam telur menjadi keras.

Namun, biji kopi tanah yang paling unik. Setelah biji kopi terkena air mendidih, biji kopi mengubah air dan menciptakan sesuatu yang baru.

“Kamu termasuk yang mana, nak?” tanya sang ayah kepada putrinya.

 “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana caramu dalam menghadapinya? Apakah kamu adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”

Pesan Moral : Dalam hidup ini, Banyak sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Banyak hal-hal yang terjadi pada kita. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi di dalam diri kita.

Jadi, manakah diri anda? Apakah anda adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?

Semua orang punya cerita

 Setiap orang Memiliki Kisah Hidup

Seorang lelaki berusia 24 tahun sedang berada di kereta api bersama dengan ayahnya. Ia melihat keluar melalui jendela kereta api dan berteriak,

“Ayah, lihat pohon-pohon itu berjalan!”

Ayahnya tersenyum, namun pasangan muda yang duduk di dekatnya, memandang perilaku kekanak-kanakan lelaki yang berusia 24 tahun dengan kasihan. Tiba-tiba lelaki tersebut kembali berseru …

“Ayah, awan itu terlihat berlari mengejar kita!”

Pasangan ini tidak bisa menahan rasa risih mereka dan berkata kepada orang tua lelaki tersebut,

“Mengapa anda tidak membawa anak anda ke dokter ahli jiwa?” Orang tua itu tersenyum dan berkata…

“Saya sudah membawanya ke dokter, dan kami baru saja pulang dari Rumah Sakit. Anak saya buta sejak lahir, dia baru bisa mendapatkan donor mata dan baru bisa melihat hari ini”.

Setiap orang di dunia ini memiliki sebuah cerita tersendiri. Jangan menilai orang lain sebelum anda benar-benar mengenal mereka. Karena kenyataannya yang terjadi mungkin dapat mengejutkan anda.

Doa sangat besar kuasanya

Adakah Yang Akan Mendoakan Kita ?

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di Rumah Sakit di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia Roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!"

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ... " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.



Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati. Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali merngunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".

Dengan lembut si Malaikat berkata, "anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu".

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layer besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu" Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, " Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat ! tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang ! Dengan setengah bergumam dia bertanya, "apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, " ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00". Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri.

Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.

Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain. Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Menabur dan menuai

Si Kaya dan si Miskin

Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan, tiba-tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengan dia sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang. Semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok. Pemuda yang pertama tadi hendak sekuat tenaga memberikan pertolongannya. Dengan susah payah pemuda yang terperosok itu dapat diselamatkan. Pemuda yang pertama tadi memapah pemuda yang terperosok itu pulang ke rumahnya.

Ternyata si pemuda kedua ini anak orang kaya. Rumahnya sangat bagus, besar dan mewah luar biasa. Ayah pemuda ini sangat berterimakasih atas pertolongan yang diberikan kepada anaknya dan hendak memberikan uang, tetapi pemuda pertama tadi menolak pemberian tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain yang sedang dalam kesusahan. Sejak kejadian ini mereka menjalin persahabatan.

Si pemuda pertama adalah seorang miskin sedangkan pemuda kedua adalah anak seorang bangsawan kaya raya. Si pemuda miskin mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter, namun ia tidak memiliki biaya untuk kuliah. Kemudian ada seorang yang murah hati yang mau memberikan beasiswa untuknya sampai akhirnya meraih gelar dokter. Orang ini tak lain adalah ayah pemuda yang ditolongnya tadi.

Tahukah anda nama pemuda miskin yang akhirnya menjadi dokter ini? NamanyaAlexander Flemming, yang kemudian menemukan obat penisilin. Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang ia terluka parah sehingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karena infeksi. Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi semacam itu. Para dokter mendengar tentang penisilin penemuan Dr.Flemming dan mereka menyuntik dengan penisilin yang merupakan penemuan baru itu. Apa yang terjadi kemudian? Berangsur-angsur demam akibat infeksi itu reda dan si pemuda itu akhirnya sembuh!

Tahukan anda siapa nama pemuda itu? Namanya adalah Winston Churcill, Perdana Menteri Inggris yang termasyhur itu. Dalam kisah ini kita dapat melihat hukum menabur dan menuai. Flemming menabur kebaikan dan ia menuai kebaikan pula. Cita-citanya terkabul untuk menjadi dokter. Flemming menemukan penisilin yang akhirnya menolong jiwa Churcill. Tidak sia-sia bukan beasiswa yang diberikan ayah Churcill

Sunday, November 26, 2017

*”THE VALUE OF LIFE”*

*”THE VALUE OF LIFE”*

Seorang anak laki2 datang kpd kakeknya dan bertanya, “Arti dari Nilai Kehidupan?” (Value of Life)

Kakek itu memberinya satu batu dan berkata, “cari tahu nilai batu ini, tp jangan menjualnya.”

Anak laki2 itu membawa batu itu ke penjual jeruk dan bertanya kepadanya brp harganya? Penjual jeruk melihat batu yg mengkilap dan berkata, “anda bisa mengambil 12 jeruk dan memberikan batu itu pd saya.”

Anak laki2 itu meminta maaf dan berkata bhw kakeknya telah memintanya utk tdk menjual batu tsb.

Dia pergi ke tempat yg lain dan menemukan penjual sayuran. “Berapa nilai batu ini?” tanyanya kpd penjual sayuran. Penjual sayur itu melihat batu yg mengkilap dan berkata, “ambillah satu kantong kentang dan beri aku batu tsb.”

Anak laki2 itu kembali meminta maaf dan berkata bhw dia tdk dpt menukarkannya.

Selanjutnya, dia pergi ke toko perhiasan dan menanyakan nilai batu tsb. Tukang perhiasan tsb melihat batu di bawah lensa dan berkata, “saya akan memberi kamu Rp 1 juta utk batu ini.”

Ketika anak laki2 itu menggelengkan kepalanya, tukang perhiasan itu berkata, “baiklah, ambillah dua kalung emas 24 karat, dan berilah aku batu tsb.”

Anak laki2 tsb sekali lagi menjelaskan bhw ia tdk bisa menjual batu itu.

Dia berjalan lagi dan anak laki2 itu melihat sebuah toko batu mulia dan meminta penjual menilai batu ini.

Ketika penjual batu mulia itu melihat batu rubi besar tsb, dia meletakkan kain merah dan meletakkan batu rubi diatasnya.

Lalu dia berjalan ber-putar2 mengelilingi batu rubi dan membungkuk dan menyentuh kepalanya di depan batu rubi. “Dari mana kamu membawa batu rubi yg tak ternilai harganya ini?” tukang batu tsb bertanya.

“Bahkan jika saya menjual dunia dan hidup saya, saya tdk akan bisa membeli batu yg tak ternilai harganya ini.”

Tertegun dan bingung, anak laki2 itu kembali ke kakeknya dan menceritakan apa yg telah terjadi.

“Sekarang ceritakan kepadaku seberapa banyakkah Nilai suatu Kehidupan itu, kakek?”

Kakek berkata, “jawaban yg kamu dapatkan dr penjual jeruk, penjual sayuran, tukang perhiasan dan tukang penjual batu mulia, mrk menjelaskan ttg Nilai Kehidupan kita …”

Kamu mungkin adalah batu yg berharga, bahkan tak ternilai harganya, tp org akan menghargai kamu berdasarkan status intelektual, tingkat informasi, keyakinan mrk thd kamu, motif dan tujuan mereka di balik menyanjung kamu, kemampuan kamu mengambil risiko dan akhirnya menjadi senjata mrk utk menilai kamu.

*”Jadi janganlah kau berasa takut, kamu pasti akan menemukan seseorg yg akan mengetahui seberapa berharganya diri kamu.”*

_”… Respect yourself; Don’t sell yourself cheap; You are rare, unique, original and the only one of your kind; You’re a masterpiece because You Are THE MASTER’S PIECE; No one can replace you.”_  *GREAT LIFE*

Gadis Kecil ini Diadopsi Pria Kaya, 30 Tahun Kemudian Terbongkar Rahasia Besar, Anak Itu . 

30 tahun yang lalu, seorang istri pengusaha di Washington tak sengaja kehilangan tasnya di dalam rumah sakit di malam musim dingin.

Sang pengusaha tampak sangat gelisah, lalu berusaha mencarinya pada malam itu juga.

Karena di dalam tasnya tidak hanya berisi 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp. 1.3 miliar, tapi juga ada informasi pasar yang sangat rahasia.

Ketika Anderson, si pengusaha tersebut, tiba di rumah sakit, dia melihat seorang bocah perempuan kurus sedang berjongkok.

Bocah itu tampak menggigil di sudut koridor rumah sakit yang sunyi sambil mendekap sebuah tas.

Si pengusaha langsung mengenali itu adalah tas isterinya yang jatuh.

Ternyata bocah bernama Seada ini, ke rumah sakit menemani ibunya yang sakit keras.

Ibu dan anak yang miskin ini, telah menjual semua barang-barang yang bisa dijual.

Uang yang terkumpul juga hanya cukup untuk biaya pengobatan semalam.

Apabila tidak ada uang, maka besok akan didepak dari rumah sakit.

Malam itu, Seada yang tak berdaya mondar-mandir di koridor rumah sakit.

Dia menatap ke atas dan memohon kepadaNya, bertemu dengan seseorang yang baik hati untuk menyelamatkan ibunya.

Tiba-tiba, tas yang terselip di bawah ketiak seorang wanita yang turun terburu-buru dari loteng jatuh tanpa disadarinya ketika melewati koridor rumah sakit.

Mungkin ia merasa masih ada sesuatu di bawah ketiaknya, sampai-sampai tidak sadar tasnya jatuh.

Saat itu hanya ada Seada sendiri di koridor.

Dia berjalan mengambil tas itu, kemudian bergegas berlari ke pintu.

Sayangnya wanita itu telah naik ke sebuah mobil dan berlalu dari hadapannya.

Seada kembali ke kamar pasien tempat ibunya dirawat.

Ketika dia membuka tas itu, ibu dan anak ini pun tercengang melihat tumpukan uang tunai di dalamnya.

Detik itu juga, terlintas dalam benak mereka kalau uang itu mungkin bisa digunakan untuk menyembuhkan sakit ibunya.

Namun, ibu Seada menyuruh putrinya mengembalikan tas itu ke koridor, menunggu pemiliknya datang mengambilnya.

Orang yang kehilangan uang itu pasti sangat cemas.

“Seyogianya yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah membantu orang lain, kita juga seyogianya ikut cemas dengan apa yang dicemaskan orang lain, dan hal yang paling tidak patut kita lakukan adalah serakah dengan harta yang tak jelas asal usulnya,” kata ibu Seada.

Anderson pun mendapatkan kembali tasnya. Dia terharu dengan perilaku bocah itu.
Anderson berupaya membantu perawatan ibu bocah itu.

Sayangnya meskipun Anderson sudah berusaha semaksimal mungkin, ibu Seada tak terselamatkan.

Dia meninggalkan anak perempuannya menjadi sebatang kara di dunia.

Anderson kemudian mengadopsi Seada, merawat dan menyekolahkannya.

Setelah mendapatkan tasnya, Anderson bukan saja mendapatkan kembali 100.000 dollar AS miliknya, tapi yang terpenting adalah informasi pasar yang hilang itu akhirnya didapatkan kembali.
Itu membuat bisnis pengusaha itu seketika melonjak dan menjadi milyuner.

Seada yang telah diadopsi oleh Anderson sejak ibunya meninggal ketika itu, telah menamatkan kuliahnya dan membantu bisnis sang milyuner.

Meski Anderson belum memberikan tugas sebenarnya, namun dalam praktik jangka panjangnya, kecerdasan dan pengalaman Anderson telah memengaruhi Seada secara tidak langsung.

Hal itu menjadikan Seada sebagai sosok orang yang matang.

Saat memasuki usia senjanya, Anderson selalu meminta pendapat Seada mengenai pandangannya.

Detik-detik menjelang masa kritisnya, Anderson meninggalkan sebuah surat wasiat yang mengejutkan. Begini bunyi surat itu.

“Saya sudah kaya sebelum mengenal ibu Seada. Namun, ketika saya berdiri di depan ibu dan anak yang miskin dan sedang sakit yang tidak tergoda dengan setumpuk uang yang dipungutnya itu, apalagi saat itu mereka sedang membutuhkan uang, saya merasa mereka bahkan jauh lebih kaya dari saya, karena mereka memegang teguh prinsip hidup yang mulia. Itu adalah prinsip yang sangat minim dimiliki pengusaha.”

“Harta yang saya dapatkan semuanya ini hampir berasal dari berbagai trik dan intrik. Adalah mereka yang membuat saya sadar bahwa modal hidup terbesar dalam hidup seseorang adalah perilaku.”

“Saya mengadopsi Seada bukan untuk balas budi, juga bukan karena simpati. Tapi saya mengundang sesosok tauladan. Dengan adanya dia di sisi saya, saya bisa mengingat hal mana yang pantas atau tidak dilakukan dalam bisnis. Inilah alasan pokok saya belakangan yang membuat usaha saya terus berkembang makmur, dan saya menjadi milyner.

Setelah kematian saya, seluruh harta dan aset saya wariskan pada Seada sebagai penerusnya. Ini bukan hadiah, tapi demi agar usaha saya bisa lebih gemilang, saya yakin putra saya yang pintar bisa mengerti dengan pertimbangan matang saya selaku ayahnya.”

Ketika putra Anderson pulang dari luar negeri, dia membaca dengan seksama surat wasiat ayahnya.

Dia segera tanpa ragu sedikit pun menandatangani persetujuan tentang surat warisan terkait harta termaksud.
“Saya setuju Seada mewarisi seluruh aset ayah saya. Saya hanya meminta Seada menjadi isteri saya,” katanya.

Melihat putra Anderson menandatangani surat persetujuan warisan tersebut, Seada merenung sejenak, lalu membubuhkan tandatangan.

“Saya terima seluruh harta maupun aset dari Anderson – Termasuk putranya.”

Sekarang, apakah anda telah menyadari dengan dalil sederhana di atas?

Jika Anda bersikap dingin pada orang lain, maka orang lain juga akan bersikap seperti itu.

Jika Anda sering mengkritik orang lain, Anda juga akan mendapatkan banyak kritik.

Jika Anda selalu memasang muka cemberut, orang lain juga akan membalasnya seperti itu.

Semua yang Anda berikan, akan kembali kepada Anda.

Selama Anda selalu bersikap baik, Anda telah menang, singkatnya seperti yang dikatakan penyair, “Apabila anda membenci atau berpilaku buruk/jahat pada orang lain, maka dengan sendirinya anda juga akan mendapatkan balasan yang sama bahkan mungkin lebih dari itu.”

Sama seperti pribahasa yang berbunyi, “Apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai.”

Segala sesuatu yang anda lakukan pada orang lain itulah yang Anda lakukan pada diri anda sendiri.

Jadi jika Anda ingin mendapatkan sesuatu, maka anda harus membiarkan orang lain mendapatkannya dulu.

Jika Anda ingin berteman dengan seorang teman yang tulus, Anda harus bersikap/berteman tulus dulu padanya.

Jika anda ingin bahagia, maka bawalah sukacita pada orang lain.

Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri adalah berbuat lebih banyak sesuatu yang baik untuk orang lain.

Sering kali, saat kita membantu orang lain, tidak berarti kita akan kehilangan.

Tetapi justeru karena anda telah membantu orang lain, sehingga dengan demikian akan mendapatkan persahabatan dan teman.

Membantu orang lain sama dengan memberi sebuah jalan pada kita sendiri.

Dalam hidup itu seharusnya kurangi egois, lebih peduli pada orang lain, maka dunia kita akan penuh dengan cahaya dan pesona.

Hal yang perlu kita lakukan adalah:

1. Berterima kasih pada orang yang memberi anda kesempatan.

2. Berterima kasih pada orang yang memberimu kearifan.

3. Berterima kasih pada orang-orang yang menemanimu sepanjang jalan.

Ada beberapa hal yang bisa kita pahami seumur hidup, dan beberapa hal yang perlu seumur hidup kita untuk memahaminya.

Selalu dan teruslah berbuat baik, sekecil apa pun itu, pasti akan semakin dekat dengan kebahagiaan.

Selama niat kita baik dan selalu melakukan hal-hal yang baik, bekerja dengan tekun dan tidak berulah, pasti akan ada balasan yang positif, percayalah!

Semoga Tuhan selalu beserta kita.

Sumber: funpeer via Epoch Times