Sunday, November 26, 2017

*”THE VALUE OF LIFE”*

*”THE VALUE OF LIFE”*

Seorang anak laki2 datang kpd kakeknya dan bertanya, “Arti dari Nilai Kehidupan?” (Value of Life)

Kakek itu memberinya satu batu dan berkata, “cari tahu nilai batu ini, tp jangan menjualnya.”

Anak laki2 itu membawa batu itu ke penjual jeruk dan bertanya kepadanya brp harganya? Penjual jeruk melihat batu yg mengkilap dan berkata, “anda bisa mengambil 12 jeruk dan memberikan batu itu pd saya.”

Anak laki2 itu meminta maaf dan berkata bhw kakeknya telah memintanya utk tdk menjual batu tsb.

Dia pergi ke tempat yg lain dan menemukan penjual sayuran. “Berapa nilai batu ini?” tanyanya kpd penjual sayuran. Penjual sayur itu melihat batu yg mengkilap dan berkata, “ambillah satu kantong kentang dan beri aku batu tsb.”

Anak laki2 itu kembali meminta maaf dan berkata bhw dia tdk dpt menukarkannya.

Selanjutnya, dia pergi ke toko perhiasan dan menanyakan nilai batu tsb. Tukang perhiasan tsb melihat batu di bawah lensa dan berkata, “saya akan memberi kamu Rp 1 juta utk batu ini.”

Ketika anak laki2 itu menggelengkan kepalanya, tukang perhiasan itu berkata, “baiklah, ambillah dua kalung emas 24 karat, dan berilah aku batu tsb.”

Anak laki2 tsb sekali lagi menjelaskan bhw ia tdk bisa menjual batu itu.

Dia berjalan lagi dan anak laki2 itu melihat sebuah toko batu mulia dan meminta penjual menilai batu ini.

Ketika penjual batu mulia itu melihat batu rubi besar tsb, dia meletakkan kain merah dan meletakkan batu rubi diatasnya.

Lalu dia berjalan ber-putar2 mengelilingi batu rubi dan membungkuk dan menyentuh kepalanya di depan batu rubi. “Dari mana kamu membawa batu rubi yg tak ternilai harganya ini?” tukang batu tsb bertanya.

“Bahkan jika saya menjual dunia dan hidup saya, saya tdk akan bisa membeli batu yg tak ternilai harganya ini.”

Tertegun dan bingung, anak laki2 itu kembali ke kakeknya dan menceritakan apa yg telah terjadi.

“Sekarang ceritakan kepadaku seberapa banyakkah Nilai suatu Kehidupan itu, kakek?”

Kakek berkata, “jawaban yg kamu dapatkan dr penjual jeruk, penjual sayuran, tukang perhiasan dan tukang penjual batu mulia, mrk menjelaskan ttg Nilai Kehidupan kita …”

Kamu mungkin adalah batu yg berharga, bahkan tak ternilai harganya, tp org akan menghargai kamu berdasarkan status intelektual, tingkat informasi, keyakinan mrk thd kamu, motif dan tujuan mereka di balik menyanjung kamu, kemampuan kamu mengambil risiko dan akhirnya menjadi senjata mrk utk menilai kamu.

*”Jadi janganlah kau berasa takut, kamu pasti akan menemukan seseorg yg akan mengetahui seberapa berharganya diri kamu.”*

_”… Respect yourself; Don’t sell yourself cheap; You are rare, unique, original and the only one of your kind; You’re a masterpiece because You Are THE MASTER’S PIECE; No one can replace you.”_  *GREAT LIFE*

Gadis Kecil ini Diadopsi Pria Kaya, 30 Tahun Kemudian Terbongkar Rahasia Besar, Anak Itu . 

30 tahun yang lalu, seorang istri pengusaha di Washington tak sengaja kehilangan tasnya di dalam rumah sakit di malam musim dingin.

Sang pengusaha tampak sangat gelisah, lalu berusaha mencarinya pada malam itu juga.

Karena di dalam tasnya tidak hanya berisi 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp. 1.3 miliar, tapi juga ada informasi pasar yang sangat rahasia.

Ketika Anderson, si pengusaha tersebut, tiba di rumah sakit, dia melihat seorang bocah perempuan kurus sedang berjongkok.

Bocah itu tampak menggigil di sudut koridor rumah sakit yang sunyi sambil mendekap sebuah tas.

Si pengusaha langsung mengenali itu adalah tas isterinya yang jatuh.

Ternyata bocah bernama Seada ini, ke rumah sakit menemani ibunya yang sakit keras.

Ibu dan anak yang miskin ini, telah menjual semua barang-barang yang bisa dijual.

Uang yang terkumpul juga hanya cukup untuk biaya pengobatan semalam.

Apabila tidak ada uang, maka besok akan didepak dari rumah sakit.

Malam itu, Seada yang tak berdaya mondar-mandir di koridor rumah sakit.

Dia menatap ke atas dan memohon kepadaNya, bertemu dengan seseorang yang baik hati untuk menyelamatkan ibunya.

Tiba-tiba, tas yang terselip di bawah ketiak seorang wanita yang turun terburu-buru dari loteng jatuh tanpa disadarinya ketika melewati koridor rumah sakit.

Mungkin ia merasa masih ada sesuatu di bawah ketiaknya, sampai-sampai tidak sadar tasnya jatuh.

Saat itu hanya ada Seada sendiri di koridor.

Dia berjalan mengambil tas itu, kemudian bergegas berlari ke pintu.

Sayangnya wanita itu telah naik ke sebuah mobil dan berlalu dari hadapannya.

Seada kembali ke kamar pasien tempat ibunya dirawat.

Ketika dia membuka tas itu, ibu dan anak ini pun tercengang melihat tumpukan uang tunai di dalamnya.

Detik itu juga, terlintas dalam benak mereka kalau uang itu mungkin bisa digunakan untuk menyembuhkan sakit ibunya.

Namun, ibu Seada menyuruh putrinya mengembalikan tas itu ke koridor, menunggu pemiliknya datang mengambilnya.

Orang yang kehilangan uang itu pasti sangat cemas.

“Seyogianya yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah membantu orang lain, kita juga seyogianya ikut cemas dengan apa yang dicemaskan orang lain, dan hal yang paling tidak patut kita lakukan adalah serakah dengan harta yang tak jelas asal usulnya,” kata ibu Seada.

Anderson pun mendapatkan kembali tasnya. Dia terharu dengan perilaku bocah itu.
Anderson berupaya membantu perawatan ibu bocah itu.

Sayangnya meskipun Anderson sudah berusaha semaksimal mungkin, ibu Seada tak terselamatkan.

Dia meninggalkan anak perempuannya menjadi sebatang kara di dunia.

Anderson kemudian mengadopsi Seada, merawat dan menyekolahkannya.

Setelah mendapatkan tasnya, Anderson bukan saja mendapatkan kembali 100.000 dollar AS miliknya, tapi yang terpenting adalah informasi pasar yang hilang itu akhirnya didapatkan kembali.
Itu membuat bisnis pengusaha itu seketika melonjak dan menjadi milyuner.

Seada yang telah diadopsi oleh Anderson sejak ibunya meninggal ketika itu, telah menamatkan kuliahnya dan membantu bisnis sang milyuner.

Meski Anderson belum memberikan tugas sebenarnya, namun dalam praktik jangka panjangnya, kecerdasan dan pengalaman Anderson telah memengaruhi Seada secara tidak langsung.

Hal itu menjadikan Seada sebagai sosok orang yang matang.

Saat memasuki usia senjanya, Anderson selalu meminta pendapat Seada mengenai pandangannya.

Detik-detik menjelang masa kritisnya, Anderson meninggalkan sebuah surat wasiat yang mengejutkan. Begini bunyi surat itu.

“Saya sudah kaya sebelum mengenal ibu Seada. Namun, ketika saya berdiri di depan ibu dan anak yang miskin dan sedang sakit yang tidak tergoda dengan setumpuk uang yang dipungutnya itu, apalagi saat itu mereka sedang membutuhkan uang, saya merasa mereka bahkan jauh lebih kaya dari saya, karena mereka memegang teguh prinsip hidup yang mulia. Itu adalah prinsip yang sangat minim dimiliki pengusaha.”

“Harta yang saya dapatkan semuanya ini hampir berasal dari berbagai trik dan intrik. Adalah mereka yang membuat saya sadar bahwa modal hidup terbesar dalam hidup seseorang adalah perilaku.”

“Saya mengadopsi Seada bukan untuk balas budi, juga bukan karena simpati. Tapi saya mengundang sesosok tauladan. Dengan adanya dia di sisi saya, saya bisa mengingat hal mana yang pantas atau tidak dilakukan dalam bisnis. Inilah alasan pokok saya belakangan yang membuat usaha saya terus berkembang makmur, dan saya menjadi milyner.

Setelah kematian saya, seluruh harta dan aset saya wariskan pada Seada sebagai penerusnya. Ini bukan hadiah, tapi demi agar usaha saya bisa lebih gemilang, saya yakin putra saya yang pintar bisa mengerti dengan pertimbangan matang saya selaku ayahnya.”

Ketika putra Anderson pulang dari luar negeri, dia membaca dengan seksama surat wasiat ayahnya.

Dia segera tanpa ragu sedikit pun menandatangani persetujuan tentang surat warisan terkait harta termaksud.
“Saya setuju Seada mewarisi seluruh aset ayah saya. Saya hanya meminta Seada menjadi isteri saya,” katanya.

Melihat putra Anderson menandatangani surat persetujuan warisan tersebut, Seada merenung sejenak, lalu membubuhkan tandatangan.

“Saya terima seluruh harta maupun aset dari Anderson – Termasuk putranya.”

Sekarang, apakah anda telah menyadari dengan dalil sederhana di atas?

Jika Anda bersikap dingin pada orang lain, maka orang lain juga akan bersikap seperti itu.

Jika Anda sering mengkritik orang lain, Anda juga akan mendapatkan banyak kritik.

Jika Anda selalu memasang muka cemberut, orang lain juga akan membalasnya seperti itu.

Semua yang Anda berikan, akan kembali kepada Anda.

Selama Anda selalu bersikap baik, Anda telah menang, singkatnya seperti yang dikatakan penyair, “Apabila anda membenci atau berpilaku buruk/jahat pada orang lain, maka dengan sendirinya anda juga akan mendapatkan balasan yang sama bahkan mungkin lebih dari itu.”

Sama seperti pribahasa yang berbunyi, “Apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai.”

Segala sesuatu yang anda lakukan pada orang lain itulah yang Anda lakukan pada diri anda sendiri.

Jadi jika Anda ingin mendapatkan sesuatu, maka anda harus membiarkan orang lain mendapatkannya dulu.

Jika Anda ingin berteman dengan seorang teman yang tulus, Anda harus bersikap/berteman tulus dulu padanya.

Jika anda ingin bahagia, maka bawalah sukacita pada orang lain.

Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri adalah berbuat lebih banyak sesuatu yang baik untuk orang lain.

Sering kali, saat kita membantu orang lain, tidak berarti kita akan kehilangan.

Tetapi justeru karena anda telah membantu orang lain, sehingga dengan demikian akan mendapatkan persahabatan dan teman.

Membantu orang lain sama dengan memberi sebuah jalan pada kita sendiri.

Dalam hidup itu seharusnya kurangi egois, lebih peduli pada orang lain, maka dunia kita akan penuh dengan cahaya dan pesona.

Hal yang perlu kita lakukan adalah:

1. Berterima kasih pada orang yang memberi anda kesempatan.

2. Berterima kasih pada orang yang memberimu kearifan.

3. Berterima kasih pada orang-orang yang menemanimu sepanjang jalan.

Ada beberapa hal yang bisa kita pahami seumur hidup, dan beberapa hal yang perlu seumur hidup kita untuk memahaminya.

Selalu dan teruslah berbuat baik, sekecil apa pun itu, pasti akan semakin dekat dengan kebahagiaan.

Selama niat kita baik dan selalu melakukan hal-hal yang baik, bekerja dengan tekun dan tidak berulah, pasti akan ada balasan yang positif, percayalah!

Semoga Tuhan selalu beserta kita.

Sumber: funpeer via Epoch Times

Saturday, November 25, 2017

Kisah mahatma gandhi

Kisah ketika Mahatma Gandhi sedang belajar hukum di University College London,

Ada seorang professor yang bernama Peter yang tidak menyukai Gandhi.

Suatu hari ketika Prof. Peter sedang makan siang di kantin kampus, Gandhi datang & duduk disampingnya sambil membawa makan siangnya.

Prof. Peter berkata "Gandhi...apakah anda tidak mengerti bahwa seekor babi dengan seekor burung tidak duduk berdampingan untuk makan?"

Gandhi bagai orang tua yang menatap anak nakal menjawab "Jangan khawatir Prof.... Saya akan segera terbang" dan Gandi segera ngeloyor ke meja lainnya.
(siapa babi siapa burung menjadi jelas)

Muka Prof. Peters memerah penuh kemarahan & memutuskan untuk balas dendam.

Hari berikutnya didalam kelas dia sengaja mengajukan pertanyaan ke Gandhi didepan mahasiswa yg lain : "Gandhi andai kamu sedang berjalan tiba-tiba menemukan paket berisi 1 tas penuh uang & 1 tas penuh dengan kebijaksanaan, mana yang kamu ambil?".

Tanpa ragu Gandhi menjawab "Ya uang lah".

Prof. Peters tersenyum sinis ha....ha...ha
& berkata dengan bangga : "Jika itu aku, maka aku akan mengambil kebijaksanaan".

Dengan santai Gandhi menjawab :
"Seseorang itu biasanya mengambil apa yang tidak dia punya."

( Prof. Peters hilang akal, tidak bisa berkata apa2. )

Dengan penuh kemarahan dia menulis kata "IDIOT" pada lembar jawaban ujian Gandhi & memberikan ke Gandhi.

Gandhi mengambil & duduk sambil berusaha keras tetap tenang.

Beberapa menit kemudian Gandhi berdiri & menghampiri sang Professor seraya berkata dengan sangat sopan "Prof... anda baru saja menanda tangani lembar jawaban ini tapi belum memberi nilai".

🌐🌏🌎🌍

Bersikaplah Tenang & Bijak apabila ada Orang yang membenci kita

Sebab semakin dia membenci kita semakin banyak kebodohan yang akan dibuatnya

Di dalam dunia yang penuh dengan kompetisi, ingatlah untuk tetap :
-  Rendah Hati dan
-  Tenang
Jangan Emosi agar Kita juga tidak bertindak Bodoh

Hati Baik
Pikiran Baik
Maka...
Apa yang terucap juga hal yang
Baik dan Bijaksana

KATA-KATA MU adalah TANDA KEPRIBADIAN MU

Tetap tenang.
Ketika kita TENANG kita bisa menerima HIKMAT TUHAN yang Luar Biasa

Jika ada Orang yang Membicarakan Kekuranganmu

       TERSENYUMLAH

Kekuranganmu saja membuat mereka Perhatian,
Apalagi Kelebihanmu

ORANG BODOH
Sibuk membicarakan kelemahan & kekurangan Orang Lain

ORANG PANDAI
Sibuk Memperbaiki Kelemahan & Kekurangan dirinya.

Kebaikan itu masih ada

Pernah punya masalah yang sulit dihadapi? Kisah berikut ini akan mengajarkan kita untuk jangan putus asa ketika ditimpa sebuah masalah.

Hidup ini tidak mudah, kita tentu sangat paham hal ini. Belakangan semuanya menjadi lebih terasa sulit, bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok saja kita harus berjuang mati-matian.

Harga yang mahal, pekerjaan yang sulit di dapatkan, atau bahkan berbagai masalah yang terjadi di tengah-tengah keluarga kita selama ini juga terasa begitu melelahkan. Lalu, haruskah kita mengambil berbagai tindakan yang mudah untuk mengatasinya?

Kisah Seorang Janda Muda

Kisah ini terjadi di Kansas, Amerika Serikat. Seorang janda muda yang memiliki enam orang anak sedang mengalami masalah keuangan yang sangat berat.

Ia tak lagi bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya, bahkan untuk sekedar memberi mereka makanan yang layakpun ia sudah tidak mampu. Beban hidupnya sebagai orangtua tunggal begitu berat, setelah kematian suaminya beberapa waktu yang lalu, ia harus menghidupi 6 orang anak berusia antara 2,5 hingga 15 tahun.

Sarah Robinson, begitu nama wanita itu. Suatu hari ia mendatangi sebuah supermarket besar di kotanya, dengan harapan ia dapat menemukan berbagai kebutuhan anak-anaknya di sana. Tak ada uang yang dibawanya, dan ia mengambil sejumlah barang di sana tanpa membayarnya.

Miris memang, mengingat keenam anaknya sangat membutuhkan makanan serta barang lainnya seperti popok dan pakaian hangat. Sementara, ia sendiri tidak memiliki uang untuk membeli semua kebutuhan tersebut. Seperti dugaannya, petugas toko memergoki perbuatannya dan segera melaporkannya kepada polisi setempat.

Rasa takut akan dimasukkan ke dalam penjara dan juga khawatir terhadap kondisi anak-anaknya, membuat wanita ini tak bisa menahan airmatanya.

Perbuatannya jelas salah dan itu diakuinya dengan penuh penyesalan. Sarah semakin ketakutan ketika Mark Engravelle yang bertugas di kepolisian Kansas datang dan akan menangani kasusnya. Bayangan borgol dan penjara semakin jelas di matanya.

Namun semua tak seperti dugaannya, sebab polisi yang bijak ini hanya melakukan interogasi tanpa memborgol kedua tangan Sarah.

Ia kemudian mengantarkan wanita tersebut kembali ke “rumahnya” yang hanya berupa sebuah mobil, sebab setelah kematian suaminya ia harus kehilangan rumahnya dan terpaksa tinggal di mobil bersama dengan anak-anaknya.

Mark meresa trenyuh dan sedih melihat kondisi anak-anak Sarah yang begitu menyedihkan, bahkan mereka tak memiliki sepatu dan hanya bertelanjang kaki saja.

Polisi ini membawa Sarah dan anak-anaknya kembali ke supermarket tersebut, dan membelikan mereka sepatu serta beberapa makanan yang dibutuhkan oleh mereka.

Ia juga membelikan beberapa barang yang tadinya akan dicuri oleh Sarah beberapa waktu yang lalu, agar wanita itu bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya selama beberapa waktu ke depan.

Sarah telah menyadari kesalahannya dan ia menyesal atas perbuatan yang sempat dilakukannya. Wanita ini juga mengucapkan terima kasih kepada Mark yang telah begitu baik dan mau membantunya, meski ia telah berbuat kesalahan sebelumnya.

Lalu, Mark membawa mereka kembali dan kisah ini kemudian diketahui oleh banyak orang di wilayah tersebut.

Kantor polisi tempat Mark bekerja menerima banyak sekali telepon dari masyarakat sekitarnya, mereka ingin membantu Sarah dan membuat hidup wanita itu dan anak-anaknya menjadi lebih layak. Banyak bantuan yang datang setelah kejadian tersebut dan Sarah sangat bersyukur atas semua itu.

Seperti kisah hidup Sarah Robinson yang begitu berat, kita juga mungkin akan memiliki sejumlah masalah dan cobaan dalam hidup ini. Jangan putus asa dan mudah menyerah, sebab masih ada kebaikan yang akan selalu datang di dalam kehidupan kita.

Wednesday, August 23, 2017

Dongeng yg bagus

Ini cerita dari Jepang kuno.

Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

“Bu, kita sudah sampai”,kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.
Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:”Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan”.

Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

_______________________________________________________

Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita di atas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jikalau ada waktu saja.

Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.

Thursday, June 8, 2017

Kisah si miskin yg suksess jd seorang dokter

Kisah seorang anak yg dalam kemiskinan pada akhirnya suksess jd seorang dokter..

Delapan belas tahun lalu  (catatan: penulis memuat tulisannya di tahun 2011)  adalah hari terberat yang pernah ada dalam hidup Anjali.

Seorang anak gadis yang hidup dalam kemiskinan, tinggal di bantaran kali dengan rumah terbuat dari kardus harus rela melepaskan kepergian sang Ibu tercinta. Ia sangat mencintai Ibunya lebih dari apa pun, tak pernah sepatah kata pun ia membantah perintah Ibunya, baginya Ibu adalah jantung kehidupannya.

Ibunya pun sangat mencintai nya lebih dari apa pun, terbukti dengan bagaimana Ibu Anjali berusaha, bekerja siang malam mengelilingi kota memulung sampah, botol, dan kardus-kardus bekas yang akan di jual demi sesuap nasi dan menyekolahkan Anjali. Anjali merasa sangat berdosa besar jika harus melawan orang tua apalagi menyakiti hati Ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya dengan segala keterbatasan.

Karena itu Ia berjanji pada dirinya tidakan pernah sedikit pun berani melawan dan menyakiti Ibunya yang sudah tua dan bungkuk. Anjali tidak pernah malu jika sang Ibu mengantarnya ke sekolah dengan pakaian lusuh, kusut dan penuh tambalan, bahkan dengan penuh kebanggaan terlihat dari wajahnya karena ia masih memiliki seorang Ibu yang sangat mencintainya sejak ia menghirup udara dunia, walau Ayahnya telah pergi meninggalkannya ketika ia masih berumur dua tahun akibat kecelakaan.

Demi membahagiakan Ibunya ia belajar sungguh-sungguh, ia pun selalu menjadi juara kelas bahkan sesekali juara umum. Baginya mungkin hanya dengan prestasi sekolah yang bisa membahagiakan Ibunya, hanya itu yang bisa ia berikan kepada sang Ibu, karena dengan itu juga ia sedikit mendapat keringanan dalam biaya sekolah.

Kadang jika Ibunya sakit ia pergi keliling kota, memulung mencari botol dan kardus bekas di tempat pembuangan sampah, bahkan tak jarang ia terjerembab ke dalam tumpukan sampah karena tubuhnya SD nya yang masih kecil. Sehabis sekolah menjaga sebuah toko sebagai uang tambahan membeli buku sekolah atau buku yang sangat ia inginkan. Baginya dengan berusaha dan bekerja keraslah keinginannya akan terwujud.

Ia sangat beruntung memiliki orang tua yang peduli akan pendidikan anaknya, ia kadang sering menangis sendiri dalam malam gelap gulita sebelum azan subuh, ia selalu terpikirkan dengan anak-anak yang senasib dengannya yang hidup jauh di bawah garis kemiskinan namun hanya ia yang mampu sekolah.

Ia pun kadang menyempatkan waktu mengajarkan kawan-kawan sekitar rumahnya pelajaran matematika tanpa dibayar sesen pun, dengan begitu ilmunya semakin melekat, berkah dan bermanfaat. Semua pernak-pernik hidupnya berjalan seperti biasa hingga suatu yang paling ia takutkan menimpanya. Ya, sesuatu yang sangat ia takutkan adalah kehilangan satu-satunya orang tua yang sangat ia cintai, yang sangat ia sayangi. Baginya musibah terbesar dalam hidupnya adalah harus kehilangan Ibu di usianya yang masih muda, di saat ia akan menamatkan SD.

Ia ingin sekali ibunya melihat ia menjadi siswa terbaik se-provinsi dengan nilai yang tinggi dan masuk sekolah menengah pertama favorit di Jakarta, karena pemda Jakarta memberikan bea siswa penuh bagi 10 orang yang mampu mendapat nilai penuh dalam UN, yaitu semua nilai 10. Dan itu tinggal menunggu beberapa hari lagi setelah pengumuman kelulusan Sekolah Dasar.

Namun takdir berkata lain, seakan-akan menantang harapan serta keinginannya itu, yang bahkan berusaha menyurutkan dan menghancurkan semangat gadis kecil itu untuk sekolah dan melanjutkan ke SMP favorit. Karena satu-satunya alasan semala ini ia belajar sungguh-sungguh hanyalah untuk menyenangkan hati Ibunya sebagai balasan atas jasa-jasa Ibunya yang membanting tulang, berpeluh keringat, terbakar terik siang dan bungkuk akibat memulung dan membawa barang berat.

Ibunya meninggal bukanlah karena kecelakaan, serangan jantung atau kelaparan. Ibunya ternyata selama ini menyimpan rahasia pada Anjali. Ibunya selama ini menderita penyakit kanker serviks (kanker rahim) yang harapan untuk dapat disembuhkan sangat kecil bahkan bisa dikatakan mustahil karena 98% penderita penyakit ini berakhir dengan kematian.

Ia mengetahui itu dari pembicaraan rahasia Ibu-ibu tetangganya bahwa Ibunya terkena penyakit kanker ketika ada tes kesehatan pos kesehatan keliling dari pemda Jakarta. Ia terpukul karena rumah sakit di daerahnya belum memiliki pengobatan yang canggih untuk mengobati penyakit yang mamatikan ini, walau pun sebenarnya bisa dikirim ke rumah sakit yang lebih besar jika ada uang.

Dan lebih terpukul lagi karena ia sadar, ia bukanlah orang kaya yang bisa membayar segala macam pengobatan, ia juga sadar apalah arti nyawa seorang pemulung di mata para dokter dan pemerintah, hanya menghabiskan tenaga dan waktu serta uang pemerintah. Gadis kecil ini menangis sejadi-jadinya di tengah malam setelah Ibunya dikuburkan di pemakaman orang-orang miskin yang sekedarnya.

Ia limpahkan semua isi hati dan pikirannya pada Ilahi. Ia yang dulunya belajar dan sekolah semata untuk membahagiakan Ibunya, kini berubah akan belajar dan bekerja mati-matian demi meraih cita-citanya, yaitu menjadi seorang dokter oncologi, dokter ahli special kanker. Apa pun yang terjadi dia akan berusaha mati-matian demi menjadi dokter spesialis kanker yang akan menyembuhkan seluruh macam penyakit kanker dengan segala kemungkinan yang ada.

Dan tidak hanya itu, ia pun berjanji akan menolong sukarela siapa pun orang yang terkena penyakit kanker, apakah mereka orang kaya atau miskin. Janji-janji yang ia buat, yang ia sampaikan di tengah malam pada Tuhan pada umur 12 tahun kini terpenuhi. Anjali dulu gadis kecil yang miskin dan kumuh kini sudah menjadi gadis dewasa yang cantik, baik dan kaya raya namun sederhana. Ia telah mewujudkan cita-citanya atas izin Tuhan melewati ujian-ujian besar dalam hidupnya.

Baginya pendidikan tidak hanya diperuntukkan orang kaya, siapa pun boleh bercita-cita. Di umurnya yang masih muda (27) Ia menjadi dokter spesialis kanker ternama di rumah sakit terbesar di Jakarta dan menjadi dosen tetap di Universitas terkenal di Jakarta. Ia membangun yayasan sosial untuk anak-anak miskin dann terlantar. Dengan kerendahan hati, ia bersama teman-teman dan bawahannya melakukan pos kesehatan keliling gratis ke daerah-daerah yang kehidupannya sangat memprihatinkan.

Ia mampu menyelesaikan sarjana kedokterannya di Universitas terkenal dan ternama di Jerman, bahkan menjadi wisudawan terbaik dan banyak rumah sakit besar di Jerman dan menawarkan dirinya. Tapi ia lebih memilih tanah air yang telah membesarkannya, tempat ia dibesarkan bersama Ibunda tercinta, tempat dimana banyak nyawa orang miskin yang terancam kematian tanpa pengobatan.

Sunday, April 9, 2017

Shamila

Dulu ada penglima pasukan di Rusia namanya Shamila. Karena pemerintahan kaisar waktu itu sangat otoriter maka dia bersama pasukannya lari ke padang gurun untuk melakukan konsolidasi melawan kaisar. Karena ada di padang gurun maka semua makanan harus dihemat supaya seluruh pasukan bisa bertahan hidup.

Suatu ketika ada laporan bahwa sekarung beras telah hilang. Shamila marah, ia memberi peringatan kepada seluruh pasukannya, “Siapa yang mencuri beras akan dihukum cambuk 50 kali”

Hari berikutnya ada sekarung beras lagi yang hilang. Shamila sangat marah kemudian dia memerintahkan pasukannya, “Siapapun yang mencurinya, tidak peduli pria atau wanita, muda atau tua harus dihukum cambuk 50 kali.” Shamila kemudian memerintahkan pasukan untuk mencari pencurinya.

Beberapa saat kemudian anak buahnya datang: “Panglima ada kabar baik, pencurinya sudah ketemu”. Shamila menjawab: “Bagus”

Anak buahnya menjawab lagi: “Tetapi ada berita buruknya, Panglima “. Shamilla menjawab lagi: “Apa itu ?”

Anak buahnya menjawab lagi, “Yang mencuri adalah ibu Panglima”.

Shamila terdiam, dia bingung, ibunya sudah lanjut usia, kalau diberi hukuman, jangankan 50 kali cambukan, 2 kali cambukan saja ibunya pasti meninggal. Tapi kalau tidak dihukum, ia tidak adil. Akhirnya Shamilla berkata: “Keputusan ditunda besok pagi”

Semalaman ia berpikir keras bagaimana mengambil keputusan. Seluruh pasukan juga bingung, ada yg tidak tega kalau ibunya dihukum, ada yang bersikeras yang bersalah harus dihukum.

Akhirnya pagi hari tiba. Seluruh anggota pasukan berkumpul. Semua mata menatap kepada Shamilla menanti keputusan yang akan diambil. Shamila maju dan berkata: “Seperti yang sudah ditetapkan yang mencuri beras harus dihukum cambuk 50 kali. Pasukan, bawa pencurinya ke depan”. Kemudian pencurinya yang juga ibunya dibawa ke depan.

Shamilla berkata, “Segera laksanakan hukum cambuk 50 kali”. Sesaat sebelum algojo menjalankan cambukan yang pertama, Shamilla berkata: “Stop”.

Kemudian dia berkata kepada ibunya, “Ibu, aku menyayangi ibu, tapi keadilan harus ditegakkan.Harus ada hukuman untuk suatu pelanggaran.”

Tiba tiba ia memeluk ibunya dan berkata: “Ibu, aku menyayangi ibu, aku yang akan menggantikan ibu menerima hukuman ini.Ibu jangan mencuri lagi ya”. Kemudian dia membawa ibunya ke pinggir.

Shamilla berkata kepada algojo: “Algojo cambuk aku 50 kali”. Kemudian Shamilla dihukum cambuk 50 kali. Dengan demikian Shamilla sebagai pemimpin mempunyai kasih dan sekaligus menjalankan keadilan.

Wednesday, April 5, 2017

Bombay kehidupan

Menjelang istirahat, sang pengajar mengajak mahasiswanya untuk melakukan suatu permainan. “Siapakah orang yang paling penting dalam kehidupan kalian ?” Pengajar pun meminta bantuan seorang mahasiswa maju ke depan kelas, dan mulai melakukan permainan itu.
“Silakan tulis 20 nama yang paling dekat dengan kehidupan Anda saat ini”
Mahasiswa perempuan itu pun menuliskan 20 nama di papan tulis. Ada nama tetangga, teman sekantor, saudara, orang-orang terkasih, teman sekampusnya dan lainnya. Kemudian pengajar itu menyilakan memilih, dengan mencoret satu nama yang dianggap tidak penting.
Lalu mahasiswi itu mencoret satu nama, tetangganya.
Selanjutnya pengajar itu menyilakan lagi mahasiswinya mencoret satu nama yang tersisa, dan mahasiswi itu pun melakukannya, sekarang ia mencoret nama teman sekampusnya. Begitu seterusnya.
Sampai pada akhirnya di papan tulis hanya tersisa 3 nama. Nama orang tuanya, nama suami serta nama anaknya.
Di dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi. Semua mahasiswa mengalihkan pandangan ke pengajar. Menebak-nebak apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh pengajar itu. Ataukah, selesai sudah tak ada lagi yang harus di pilih.
Namun di keheningan kelas sang pengajar berkata: “Coret satu lagi!”
Dengan perlahan dan agak ragu siswi itu mengambil spidol dan mencoret satu nama. Nama orang tuanya.
“Silakan coret satu lagi!”
Tampak mahasiswi itu larut dalam permainan ini. Ia gelisah. Ia mengangkat spidolnya tinggi-tinggi dan mencoret nama yang teratas dia tulis sebelumnya. Nama anaknya. Seketika itu pun pecah isak tangis di kelas.
Setelah suasana sedikit tenang, pengajar itu lalu bertanya,
“Orang terkasih Anda bukan orang tua dan anak Anda? Orang tua yang melahirkan dan membesarkan Anda. Anda yang melahirkan anak. Sedang suami bisa dicari lagi. Mengapa Anda memilih sosok suami sebagai orang yang paling penting dan sulit dipisahkan?”
Semua mata tertuju pada mahasiswi yang masih berada di depan kelas. Menunggu apa yang hendak dikatakannya.
“Waktu akan berlalu, orang tua akan pergi meninggalkan saya. Anak pun demikian. Jika ia telah dewasa dan menikah, ia akan meninggalkan saya juga. Yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya.”
__________________________________
Kehidupan itu bagaikan bawang bombay. Ketika di kupas selapis demi selapis, akan habis. Dan adakalanya kita dibuat menangis.

Sunday, April 2, 2017

Malaikat kecil

Di suatu sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik. Seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip di sela-sela kepadatan kendaraan di sebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta.

Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda. Sambil membagikan bungkusan tersebut, ia menyapa akrab setiap orang. Dari tukang koran, penyapu jalan, tuna wisma, sampai pak Polisi.

Pemandangan itu membuatku tertarik. Pikiranku langsung melayang membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya. Apakah dia berjualan? Kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau…??

Untuk membunuh rasa penasaranku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai di seberang jalan, setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang.

“Dek, boleh kakak bertanya?”

“Silahkan Kak”

“Kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ke tukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak Polisi, itu apa?”

“Oh itu bungkusan nasi dan sedikit lauk Kak. Memang kenapa Kak ?” Dengan sedikit heran, sambil ia balik bertanya.

“Oh…tidak. Kakak cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu. Kelihatan kamu sudah lama kenal dengan mereka?”

Lalu, adik kecil itu mulai bercerita,

“Dulu! Aku dan ibuku sama seperti mereka, hanya seorang tuna wisma. Setiap hari bekerja hanya mengharapkan belas kasihan banyak orang. Dan seperti Kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering tidak makan. Waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan. Apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih. Namun setelah ibuku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik.

Maka dari itu, Ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu. Jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup, kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka?

Yang ibuku selalu katakan, hidup harus berarti buat banyak orang. Karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa. Hanya satu yang kita bawa yaitu kasih kepada sesama serta amal dan perbuatan baik kita. Kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang, kenapa kita harus tunda ?

Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat. Hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta terus apa yang kita bawa?”.

Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati. Saat itu juga aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini. Aku malu dan sangat malu.

Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepadaMu. Hanya kasih yang sempurna serta iman dan pengaharapan kepada-Mulah yang dapat mengiringku masuk ke Surga. Terima kasih adik kecil ! Kamu adalah malaikatku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyakku.

Author: Unknown

______________________________

Selagi masih ada kesempatan buat kita mendemonstrasikan kekuatan kasih Tuhan kepada sesama di sekitar kita, mengapa kita harus menundanya?

Sunday, March 5, 2017

Biskuit siapa ya?

Biskuit siapa ?

Karena datang terlalu pagi, ruang tunggu bandara masih agak sepi. Untuk mengisi waktu Maya mampir ke toko, membeli sebungkus biskuit marie dan sebuah buku. Tak berapa lama setelah duduk membaca, calon penumpang berdatangan masuk.

“Maaf, boleh saya duduk di situ?” Seorang pria ber-T-shirt putih mendekat sambil menunjuk tas Maya yang tergeletak di kursi samping.

“Silakan,” jawab Maya seraya menggeser tas ke tubuhnya.

Begitu duduk, pria itu mengambil sesuatu di sela kursi mereka,

“Apakah ini milik Anda?” Ia memberikan sisir warna merah kepada Maya. “Terima kasih, mungkin jatuh dari tas saya.”

Beberapa saat kemudian si pria mengambil sebuah biskuit dari tas. Maya sedikit terkejut. Pria itu tersenyum padanya. Maya menatap mata si pria, seakan bertanya berani benar kau. Maya kemudian merogoh tas dan mengambil biskuit juga, lantas kembali membaca bukunya. Mudah-mudahan ini akan mengakhiri “pencurian” biskuit yang dilakukan orang ini, pikir Maya.

Begitu biskuit di tangan habis, pria tersebut mengambil lagi. Maya mulai jengah melihat semua ini. Memang perkara sepele. Cuma biskuit yang nilainya tak seberapa. Namun itu amat menjengkelkan. Cewek ini nyaris tak tahan untuk memaki atau setidaknya menegur pria tersebut. Kemudian pria tersebut kembali merogoh tas, mengeluarkan sebungkus roti lalu menyerahkan kepada Maya, “Silakan lo, masih sisa satu.”

Perbincangan mereka terhenti oleh suara loudspeaker ruang tunggu yang meminta para penumpang masuk pesawat. Maya segera membereskan bawaannya, mengambil tas lalu berjalan menuju boarding gate.

Betapa terkejutnya ketika memasukkan buku ke dalam tas, ia melihat bungkusan biskuit marienya masih utuh belum dibuka sama sekali. Nah lo. Jadi biskuit yang ia makan tadi milik siapa? Raut muka cewek cantik ini memerah. Ia teringat niatnya untuk memaki-maki, sekaligus menyadari betapa baiknya orang itu.

____________________________________

Hahaha, jadi malu kan kalau kita selalu berprasangka buruk ?

Letakkan dulu semua emosi negatif kita sebelum mengambil sebuah keputusan dan tindakan. Jangan sampai sumbu kemarahan kita terlalu pendek sampai meledak ke orang lain, padahal itu adalah kesalahan kita sendiri..

Sunday, February 26, 2017

Hidup yg berarti

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang aborsi, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman dan sahabat, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut berbahagia dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Dokter menyarankan untuk aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki-lakinya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya, tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya. ‘Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak’, kata sang ibu di sela tangisannya.

Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan. Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencana-Nya di balik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka.

Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, di mana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain? Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencana-Nya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, di mana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yang akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat yaitu dengan tidak mengaborsi Anne. Mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.

Sungguh tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.

Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor tersebut berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya.

Sumber : ‘Gifts From The Heart for Women’ oleh: Karen Kingsbury.

___________________________________________

Ada 3 hal penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :

1. Sesungguhnya tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. Sesungguhnya tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan ‘Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, di mana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak-anak kita melakukan hal-hal terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga’.

Jadikan ‘Hidup’ menjadi ‘Hidup Yang Lebih Bermakna’.

Berhentilah untuk selalu memikirkan kepentingan diri sendiri, jadikanlah kehadiran Anda di dunia ini sebagai berkat bagi orang banyak dan bagi orang-orang yang anda cintai.

Sunday, February 12, 2017

Supir taxi

Bagus banget ceritanya...

Suatu hari saya menumpang taxi konvensional menuju ke rumah. Kebetulan jalanan sedang macet. Semua mobil berlomba-lomba saling mendahului secara tidak beraturan

Tiba-tiba sebuah mobil sport bernomor polisi cantik, menikung dan mengambil jalur yang kami lalui. Bagian depan mobil sport tersebut menyerempet bumper taxi

Supir mobil sport turun dan mulai mendatangi supir taxi. Dengan wajah angkuh, seorang pemuda berpakaian rapi mendatangi supir taxi, lalu berkata : "Dimana mata kamu ???* *Mengapa kamu menyerempet mobilku ??? Ini mahal, tau...???"

Supir taxi keluar dari mobil dan berkata : "Maafkan saya jika sampai mobil mahal milik bapak menjadi lecet. Saya tidak menyerempet, bapak yang memotong lajur jalan mobil yang saya kemudikan..."

Pemuda : "Mengapa kamu tidak menginjak rem ???"

Supir taxi : "Saya sudah berusaha menginjak pedal rem sehingga menimbulkan suara gesekan kuat dengan aspal, namun bapak terlalu condong memotong jalan saya..."

Pemuda : "Itukan cuma alasan kamu saja. Sekarang saya mau bertanya apakah masalah ini kita selesaikan di kantor polisi atau berdamai hingga di sini saja...???"

Supir taxi : "Kalau bisa damai, mengapa harus memperpanjang kasus yang sepele ini...???"

Pemuda : "Oke, baiklah kalau begitu... Saya pergi dulu..."

Supir taxi menganggukkan kepala, melambaikan tangannya sambil berteriak : "Hati-hati di jalan Pak... Semoga Tuhan memberkati dirimu..."

Sedari awal saya terus mengamati peristiwa ini. Saya cukup tertegun sekaligus takjub dengan perilaku supir taxi yang luar biasa SABAR ditengah hujatan fitnah dari pengemudi mobil sport. Belum lagi ditambah dengan himpitan setoran harian yang semakin sulit untuk dicapai

Saya bertanya : "Mengapa Bapak tidak marah dan malah mendoakan keselamatan si pemuda sombong tadi. Bapak tidak salah, yang salah tuh pemuda yang membawa mobil mewahnya secara ugal-ugalan."

Supir taxi : "Gak papa... Jangan membesarkan masalah yang sepele. Jangan pikir saya takut kepadanya. Saya tahu dia hanya menggertak dan ketakutan jika saya menuntutnya untuk mengganti rugi kerusakan taxi ini. Saya tidak mau kehabisan waktu sia-sia untuk mencari nafkah gara-gara meladeni pemuda tadi."

Saya tercekat mendengar penuturan supir taxi, pria berumur paruh baya, yang terdengar begitu bijaksana dan penuh kearifan.

Supir taxi melanjutkan : "Dalam kehidupan ini, banyak sekali orang berjalan menenteng tas sampah, melangkah dengan mendorong gerobak sampah dan yang paling banyak berperan layaknya truk sampah. Mereka berjalan kemana saja dengan membawa setumpuk sampah kehidupan..."

Saya : "Sampah kehidupan ??? Mengapa tidak membuangnya ke tempat sampah ???"

Supir taxi : "Sampah kehidupan itu berupa kegelisahan, amarah, kekecewaan, frustasi, dendam, permusuhan dan sebagainya. Semakin lama sampah itu semakin menumpuk dan mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya. Kitalah yang sering menjadi sasaran pembuangan sampah mereka..."

Saya : "Apakah cuma kita satu-satunya tempat pembuangan sampah mereka ... Apakah tidak ada tempat yang lain ???"

Supir taxi : "Tentu saja ada... Mereka cuma malas membuangnya ke tempat yang benar. Dengan mendekatkan diri kepada TUHAN, sebenarnya sampah itu sebagian sudah akan terbuang. Kalau lebih khusyuk lagi berdoa, maka seluruh sampah kehidupan akan terbuang...???"

Saya : "Sesederhana itu saja ???"

Supir taxi : "TUHAN itu maha bijaksana dan bersedia menerima semua keluh kesah kita dan menampung semua sampah kehidupan yang kita kumpulkan. Dia akan memberikan petunjuk yang benar kepada mereka yang memohon dengan tulus...."

Saya terdiam sejenak, berusaha untuk memahami ucapan dan pemikiran bapak yang rambutnya sudah sedikit beruban tersebut.

Supir taxi melanjutkan : "Jika ada seseorang yang hendak membuang sampahnya kepada kita, berupa amarah atau perlakuan buruk, jangan terima apalagi sampai disimpan di dalam hati. Berikan senyum dan lambaikan tangan seraya mendoakan keselamatan mereka. Lanjutkan kehidupan kita. Jangan ambil sampah mereka dan membuangnya kembali kepada orang lain yang kita temui, baik di tempat kerja, di rumah, di dalam perjalanan atau di mana saja..."

Saya merasa bersyukur dapat bertemu dengan supir taxi, yang telah memberikan pelajaran kehidupan yang amat bermanfaat ini

Sobatku yang budiman...

Setiap hari kita disesaki oleh sampah kehidupan yang berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain. Jika ingin menjalani hidup yang bahagia, jangan biarkan sampah kehidupan menumpuk dalam batin kita. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, bobot sampah ini akan membuat langkah kita menjadi semakin berat.

Jangan isi hidup ini dengan hal-hal yang tidak berguna. Cintailah orang yang telah memperlakukan kita dengan baik dan doakanlah orang yang telah memperlakukan kita dengan buruk.

Jangan pernah menghakimi orang lain dan menghina kekurangan mereka. Berusahalah menjadi pribadi bijak dan mencoba belajar mengerti orang lain.

Jangan Lupa Bahagia...                            

Sunday, January 22, 2017

Kecurigaan seorang istri

Kecurigaan seorang istri

Seorang istri belum lama ini mencurigai suaminya. Ia merasa, suaminya telah jatuh cinta para perempuan lain dan berselingkuh.

Untuk membuktikan kecurigaannya, sang istri kemudian mengambil secarik kertas dan pulpen. Saat suaminya sedang mandi, ia menuliskan surat.

Surat itu berkata,

“Aku merasa sudah selesai. Aku sudah tak betah dengan hubungan kita dan aku tidak bisa menahan lebih lama lagi. Aku mungkin sudah menyusahkanmu. Sekarang aku ingin kamu bahagia. Aku akan pergi selamanya. Jangan cari aku. Aku akan pergi ke tempat yang jauh.”

Setelah menulis surat itu, sang istri bersembunyi di bawah ranjang. Ia ingin tahu bagaimana reaksi suaminya setelah membaca surat tersebut. Sehabis mandi, sang suami pun keluar dari kamar dan menemukan surat itu. Ia pun membaca surat tersebut.

Sang suami langsung berteriak dan melompat kegirangan. Ia kemudian langsung mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Sang istri kemudian mendengar suaminya berkata,

“Halo sayang, aku punya kabar baik untukmu! Kita harus merayakannya! Tidak, aku tidak akan bilang sekarang. Kita akan makan siang bersama sebentar lagi. Bersiaplah dan aku akan menjemputmu! Kamu di hotel? Oh, oke, aku akan segera ke sana. Aku rindu kamu, tunggu aku segera ke sana!”

Masih sambil menelepon, sang suami kemudian mencatat alamat di kertas surat yang sama.

Telepon pun ditutup dan sang suami mulai bersiap-siap. Sambil bernyanyi kecil, ia memakai kemeja kesukaan istrinya dan menyemprotkan minyak wangi kesukaan istrinya juga. Sang istri yang mengintip dari balik tempat tidur hanya bisa menahan isak karena sedih, kecewa, dan geram.

Ketika akhirnya sang suami keluar dari kamar dan suara mobil sudah terdengar, sang istri pun keluar dari persembunyiannya. Kali ini, tangisnya sudah tak terbendung lagi. Ia begitu sedih karena ternyata semua kecurigaannya terbukti benar.

Walau merasa marah dan cemburu, sang istri juga ingin tahu siapa sebenarnya perempuan lain itu. Apakah ia mengenalnya? Apakah perempuan itu teman kerja suaminya? Untuk mencari tahu, perempuan ini pun mengambil alamat hotel tempat mereka akan bertemu.

Saat mengambil surat yang juga berisi alamat hotel itu, sang istri sangat kaget. Alih-alih alamat, di bahwa surat sang istri justru ada sebaris tulisan dari suaminya yang berbunyi,

“Kena kau! Aku akan membeli bunga dan dalam 15 menit akan kembali. Nanti kita akan makan siang di tempat yang romantis! Bersiaplah segera!

N.B. Aku melihat kakimu ketika keluar dari kamar mandi. I love you!”

Membaca surat itu, makin menangislah sang istri ini. Ia merasa menyesal sekali telah curiga pada suaminya. Sejak saat itu ia berjanji tak akan pernah meragukan suaminya lagi.

______________________________________

Hahaha…kena deh ! Makanya jangan curiga melulu deh sama orang.

Mungkin anda berkata “Lha, bukannya curiga itu manusiawi? Kayak bapak tidak pernah curiga saja !?”

Jawaban saya, iya perasaan curiga itu bisa terjadi atas semua orang. Tapi saya mau katakan, orang yang terus menerus hidup dalam kecurigaan alias tidak mengendalikan perasaan curiganya, mana bisa ia hidup dengan perasaan damai di hatinya?  Tiap saat was-was, kuatir apa yang ia curigai bakal terjadi.

Cari akar masalahnya mengapa anda bawaannya curiga melulu. Kemudian hiduplah dengan memusatkan pikiran kita pada hal-hak yang positif. Ingat, belajar dari kisah sederhana di atas. Perasaan curiga akan menghancurkan keluarga dan masa depan anda.

Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Thursday, January 19, 2017

Tom smith

Tom smith...

Pada detik-detik kematiannya, seorang pria, Tom Smith, memanggil anak-anaknya dan ia menasehati mereka untuk mengikuti jejak hidupnya sehingga mereka dapat memiliki ketenangan jiwa dalam semua hal yang mereka lakukan.

Putrinya, Sara, mengatakan, “Ayah, saya kecewa Anda meninggalkan kami tanpa uang sepeser pun di bank. Para ayah lain, yang Ayah katakan sebagai koruptor dan pencuri dana publik, bisa mewariskan rumah dan properti untuk anak-anak mereka; kita bahkan tinggal dalam apartemen sewaan.

Maaf, saya tidak bisa mengikuti jejak hidup Anda. Pergilah Ayah, biarkan kami mencari jalan hidup sendiri.”

Beberapa saat kemudian, ayah mereka menutup mata untuk selama-lamanya.

Tiga tahun kemudian, Sara pergi untuk wawancara pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional.
Saat wawancara Ketua panitia bertanya, “Saudara ini punya nama Smith yang mana?”

Sara menjawab, “Saya Sara Smith. Ayah saya adalah Tom Smith yang sudah meninggal.”

Ketua Panitia memotong, “Ya Tuhan, Anda ini putrinya Tom Smith?”

Dia berbalik bicara kepada anggota-anggota lain dan berkata, “Pak Smith ini adalah salah satu yang menandatangani formulir keanggotaan saya di Institut Administrator dan rekomendasinya tersebut membuat saya diterima bekerja di posisi saya sekarang ini. Dia melakukan semua ini dengan cuma-cuma. Saya bahkan tidak tahu alamatnya, dan dia tidak pernah tahu saya. Dia hanya melakukannya untuk keprofesionalan saya.”

Dia lalu berbalik ke Sara, “Saya tidak punya pertanyaan untuk Anda lagi. Anda sudah mendapat pekerjaan ini. Silahkan datang besok, semua surat penugasan Anda akan saya siapkan untuk Anda.”

Setelah bertahun-tahun bekerja, Sara Smith menjadi Corporate Affairs Manager perusahaan dengan dua mobil dan supirnya. Apartmen dua lantai disediakan sebagai kantornya, dan gaji besar di luar tunjangan dan biaya-biaya lainnya.

Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan, Pimpinan perusahaan datang dari Amerika mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri dan mencari penggantinya. Orang dengan kepribadian dan integritas yang tinggi adalah yang dicari. Lagi-lagi para konsultan perusahaan menominasikan Sara Smith.

Dalam sebuah wawancara, Sara Smith ditanya rahasia kesuksesannya.

Dengan air mata berlinang, dia menjawab, “Ayah telah membuka jalan bagiku. Hanya setelah ia meninggal, aku baru sadar bahwa dia secara finansial miskin tapi ia luar biasa kaya akan integritas, disiplin dan kejujuran.”

Dia ditanya lagi, “Mengapa Anda menangis? Bukankah Anda sekarang bukan lagi sebagai seorang anak yang merindukan ayahnya yang sudah pergi dalam waktu yang lama?”

Sara menjawab, “Pada saat kematiannya, aku menghina ayah karena menjadi orang yang jujur dan berintegritas tinggi. Aku berharap dia akan memaafkanku dalam kuburnya sekarang. Aku sebenarnya tidak akan bisa sesukses ini. Ayah yang telah melakukannya untukku. Dan aku tinggal berjalan meraih suksesku.”

Akhirnya Sara ditanya lagi, “Apakah Anda akan mengikuti jejak kaki ayahmu seperti yang ia dahulu minta?”

Dan Sara menjawab dengan sederhana, “Aku sekarang mengagumi Ayah. Aku memiliki foto besar yang tergantung di ruang tamu dan di pintu masuk rumahku. Dia layak memperoleh apa pun yang saya miliki … setelah Tuhan.”

Apakah kita bisa seperti Tom Smith?

Ia membayar mahal untuk membangun sebuah nama baik, buahnya tidak datang dengan cepat tetapi akan datang walaupun mungkin diperlukan waktu yang lama. Tapi buah itu akan berlangsung lebih lama lagi.

Integritas, disiplin, kontrol diri, malu untuk berbuat jahat, dan takut akan akibatnya, membuat manusia jadi kaya, bukan rekening bank yang gemuk. Mari, kita tinggalkan warisan yang baik untuk anak-anak.

_____________________________________

Saya terharu sampai terasa air mata menggenang di bola mata ketika membaca kisah ini.

Hal inilah yang selalu dan selalu saya jalani dalam kehidupan, karena saya sadar bahwa saya bukan orang kaya raya secara materi saat ini. Sadar sesadar-sadarnya bahwa saya bukan orang berpangkat tinggi secara duniawi saat ini. Dan dengan sebuah signal peringatan terus menerus dalam hati saya, kalau toh saya memiliki keduanya, yaitu kekayaan dan jabatan kehormatan, suatu hari nanti itu akan berlalu.

Karena itu, harta kekayaan dan pangkat tertinggi saya adalah sebuah integritas dan karakter baik. Ini yang bisa tetap hidup, bahkan ketika saya sudah mati sekalipun. Ini yang bisa kelak dinikmati oleh generasi-generasi di bawah saya. Orang akan menghormati kita untuk kedua hal tersebut.

Jangankan manusia yang menghormati kita, saya pikir Tuhan juga akan sangat menghargai nama baik kita !